Hingga hari ini kita telah melihat propinsi kepulauan riau (kepri) telah berkembang pesat dan ramai dikunjungi dari berbagai daerah di indonesia, bahkan dari luar negeri. terkenalnya kepri sebagai objek wisata mancanegara bukan tanpa alasan. keindahan alam, kebudayaan dan letak strategis dari segi geografi yang berdekatan dengan negara tetangga seperti singapura, malaysia dan juga vietnam menjadikan propinsi kepri sebagai pusat perdagangan dan objek wisata turis.

Sejarah kerajaan melayu riau
Kata Riau berasal dari bahasa melayu yaitu riuh atau ramai, dan memang dari zaman dahulu daerah kepri telah menjadi tempat kunjungan yang tidak pernah sepi karena merupakan pusat perdagangan.
Setelah selesainya masa keemasan Sriwijaya, Riau terus membangkitkan kembali tradisi kemaritiman Sriwijaya yang berlangsung selama berabad-abad.
Dengan berpindahan ibukota Provinsi Riau waktu itu ke Pekanbaru, tradisi kemaritiman itu hingga hari ini berubah. Pembangunan yang semula berorientasi maritimm sebab sesuai dengan letak geografis Kepri kini berorientasi daratan atau benua.
Dari zaman Sriwijaya sampai abad ke-16, Riau adalah bagian dari kerajaan Melayu yang lebih besar atau kesultanan, ibukotanya sering juga disebut Melayu Dunia, yang membentang dari Sumatera Timur ke Kalimantan. Suku-suku Orang Laut Malay berkaitan menghuni pulau-pulau dan membentuk kerajaan Melayu dari Sriwijaya ke Kesultanan Johor untuk merajai rute perdagangan melalui selat.
Sejarah terbentuknya propinsi kepulauan riau
Kawasan seluas 251.810,71 km2 ( 96 % laut dan 4 % daratan ), dengan sebaran 2.408 pulau yang semula memiliki peran ekonomi dan potensi yang cukup besar untuk dibangkitkan, cenderung makin ditinggalkan.
Kepulauan Riau menjadi propinsi 32 indonesia setelah melalui proses yang panjang setelah lama bergabung dengan propinsi riau dengan ibukota pekan baru.
Badan Persiapan Pembentukan Provinsi Kepuluan Riau ( BP3KR), mendukung pengesahan UU Pembentukan Provinsi Kepri yang dibuat oleh DPR-RI.
Dengan fatwa Mahkamah Agung ini, persyaratan tersebut dianggap telah teratasi. Akhirnya Mendagri meminta Gubenur Riau ( waktu itu H. Saleh Djasit, SH) untuk meyetujui, setelah Mendagri juga mempertimbangkan hasil rapat Dewan Pertimbangan Otonomi Daerah (DPOD) tanggal 19 Febuari 2002.
Wisata
Provinsi Kepulauan Riau merupakan gerbang wisata kedua di Indonesia setelah Bali. Jumlah wisatawan asing yang datang berkunjung mencapai 1,5 juta orang pada tahun 2005. Objek wisata di Provinsi Kepulauan Riau termasuk resor pantai yang terletak di berbagai kabupaten dan kota. Melur Pantai, Pulau Abang dan Pantai Nongsa di kota Batam, Pantai Pelawan di Karimun, Pantai Lagoi, Tanjung Berakit Beach, Pantai Trikora dan Bintan Leisure Park di Kabupaten Bintan. Natuna terkenal untuk kegiatan laut seperti snorkeling dan diving.
Selain wisata pantai dan bahari, Provinsi Kepulauan Riau juga memiliki objek wisata lainnya seperti cagar budaya, makam-makam bersejarah, tarian tradisional dan acara khas daerah. Di kota Tanjungpinang ada Menggigit pulau sebagai pulau bersejarah karena pulau merupakan masjid bersejarah dan makam Raja Haji Fisabilillah dan Raja Ali Haji, keduanya adalah pahlawan nasional.
Geografi
Pulau Batam, yang terletak di dalam,kategori inti sentral dari pulau-pulau (Kepulauan Riau), berisi mayoritas penduduk provinsi. Sejak menjadi komponen dari Area Demiliterisasi dengan Singapura pada tahun 2006, sudah mengalami tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi. Lainnya pulau yang sangat padat di Kepulauan Riau mencakup Bintan dan Karimun, sementara Nusantara juga termasuk pulau-pulau seperti Bulan dan Kundur. Ada sekitar 3.200 pulau di provinsi, yang memiliki ibukota di Tanjung Pinang di selatan Pulau Bintan.
Provinsi Kepulauan Riau termasuk Kepulauan Lingga ke selatan Kepulauan Riau utama, sedangkan ke timur laut terkenal dengan sebutan pulau tujuh, antara Kalimantan dan daratan Malaysia; yang 7 Nusantara terdiri dari empat kategori yang berbeda – Kepulauan Anambas, Kepulauan Natuna, Kepulauan Tambelan dan Kepulauan Badas – yang menempel provinsi baru, sedangkan tidak secara geografis komponen dari Kepulauan Riau. Hitungan 2015 sensus adalah 1.968.313, kurang dari sangkaan tapi demikian provinsi kedua dengan pertumbuhan tercepat di Indonesia.