Sejarah pulau Rempang dan Prajurit Kerajaan Melayu

pulau rempang

Jika anda berkunjung ke Pulau Batam tentu tidak asing dengan Nama Rempang. Pulau Rempang adalah salah satu pulau yang berada di ujung Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau. Pulau ini berada sekitar 3 kilometer di sebelah tenggara Pulau Batam dihubungkan dengan Jembatan Besar yang dinamakan Jembatan Barelang. Pulau rempang juga memiliki Sejarah yang besar dan perlu kita ketahui bersama latar belakangnya dan historynya. Saat ini, Pulau Rempang lebih dikembangkan untuk wilayah pertanian dan perikanan Sembulang. meskipun belakangan ini, nama Pulau Rempang sedang ramai diperbincangkan bahkan masuk kedalam Trending Toping di beberapa Media Nasional maupun Internasional. karena seluruh penduduk di Pulau Rempang yang berjumlah sekitar 7.500 orang rencananya akan direlokasi. dengan tujuan relokasi ini adalah untuk mendukung rencana pengembangan investasi yang rencananya akan dibangun kawasan industri, jasa, dan pariwisata bernama Rempang Eco City. Namun sayangnya, rencana ini mendapat penolakan keras dari warga Rempang yang mayoritas Suku Melayu. sehingga sempat terjadi bentrok antara aparat dengan Masyarakat.

Sebelum saya ceritakan mengenai Sejarah Pulau Rempang, akan saya jelaskan terlebih dahulu. Pulau Rempang memiliki luas wilayah sekitar 16.583 hektar, yang terdiri dari dua kelurahan, yaitu Kelurahan Rempang Cate dan Kelurahan Sembulang. Sementara itu, menurut data Badan Pusat Statistik tahun 2023, Pulau Rempang dihuni oleh 7.512 penduduk. Menurut salah satu tokoh warga di sana, bahwa masyarakat yang tinggal di Pulau Rempang terdapat 16 kampung permukiman warga asli. ada 3 suku Warga asli Pulau Rempang yaitu suku Melayu, suku Orang Laut, dan suku Orang Darat, yang keberadaan mereka diyakini sudah tinggal di Pulau Rempang sejak 1834 jauh sebelum Indonesia Merdeka atau masih jaman Kerajaan Melayu.

menurut sejarah bahwa kehidupan di Pulau Rempang, Galang dan sekitarnya sudah ada sejak zaman Kesultanan Melaka, sebuah Kerajaan Melayu yang berpusat di Malaka. oleh karena itu ini adalah salah satu bukti bahwa Pulau Rempang, Galang dan sekitarnya sudah lama didiami atau ditinggali oleh orang Melayu Galang, Orang Darat dan Orang laut.

Bersumber dari cerita Rakyat disana bahwa ketika tahun 1829, Sultan Riau Lingga, Sultan Abdul Rahman memberikan kuasa kepada Raja Isa atau Nong Isa untuk memimpin Nongsa (Pulau Batam, Galang, Rempang dan Sekitarnya). sedangkan sebelum itu terjadi pada tahun 1722-1818 Pusat Pemerintahan Temenggung Riau Lingga dipindahkan dari Hulu Riau (Tanjungpinang), ke Pulau Bulang (dekat Pulau Rempang dan Galang). sehingga diyakini lagi bahwa Pulau Rempang menjadi kawasan atau daerah yang ditinggali oleh Para Prajurit Kerajaan Melayu tersebut kala itu.

berbicara masalah Penduduk asli Rempang-Galang dan Bulang memiliki akar yang dalam dalam sejarah Kesultanan Riau-Lingga. kemudian Keberadaan mereka telah tercatat sejak 1720 pada masa pemerintahan Sultan Sulaiman Badrul Alam Syah I. Selama Perang Riau I (1782-1784), Penduduk REmpang – Galang bergabung sebagai prajurit di bawah komando Raja Haji Fisabilillah. Kemudian, berlanjut dalam Perang Riau II (1784-1787), mereka menjadi prajurit setia Sultan Mahmud Riayat Syah. setelah tahun 1787, ketika Sultan Mahmud Riayat Syah pindah ke Daik-Lingga. Rempang-Galang dan Bulang yang ditinggalkannya akhirnya menjadi basis pertahanan utama Kesultanan Riau-Lingga. dengan dipimpin oleh Engku Muda Muhammad dan Panglima Raman, yang ditunjuk langsung oleh Sultan Mahmud Wilayah ini menjadi tak terjamah oleh pasukan Belanda dan Inggris pada saat itu, berkat ketangguhan pertahanan yang mereka bangun di Rempang dan Galang. sehingga sampai dengan saat ini, keturunan mereka masih mendiami Rempang-Galang secara turun-temurun. selain itu Dalam Perang Riau, nenek-moyang mereka dikenal sebagai Pasukan Pertikaman Kesultanan, sebuah gelar yang tercatat dalam karya Tuhfat al-Nafis karya Raja Ali Haji. oleh karena itu sejarah Pulau rempang yang dihuni oleh Keturunan Prajurit Kerajaan Melayu dikenal hingga sekarang.

Leave a Comment